Kamis, 08 Desember 2011

Aksi Bakar Diri Jadi Lonceng Perlawanan Rakyat

SHUTTERSTOCK Ilustrasi

JAKARTA, KOMPAS.com- Aksi bakar diri di depan Istana Negara yang merupakan simbol kekuasaan tertinggi Pemerintah Republik Indonesia adalah refleksi frustrasi rakyat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang dinilai tidak membawa perubahan berarti bagi kehidupan rakyat. Pemerintah, khususnya Presiden, jangan memandang remeh peristiwa ini.
"Lonceng perlawanan rakyat telah berbunyi, waspadalah, bermawas dirilah pemerintah yang adikuasa saat ini," kata Ketua Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Yuddy Chrisnandi, Kamis (8/12/2011) pagi.
Seperti diberitakan, seorang pria berusia 40-an tanpa identitas datang seorang diri di depan Istana Merdeka, Jakarta, dan tiba-tiba membakar diri pada Rabu (7/12/2011) sekitar pukul 17.30. Belum diketahui motif pria tersebut sehingga ia membakar dirinya.
Menurut Yuddy, aksi tersebut sekaligus menunjukkan hilangnya rasa takut dan hormat kepada kepala negara dan aparat-aparatnya yang dianggap tidak berpihak pada rakyat yang menderita.
"Dalam keyakinan kalangan tertentu, membakar diri adalah peristiwa sakramen atau lazim disebut sacrifice, sebuah pengorbanan tertinggi menyerahkan nyawa sebagai tumbal terjadinya perubahan yg lebih baik untuk menyelamatkan orang banyak," sebut Yuddy.
Sekalipun hanya dilakukan seorang diri, aksi membakar diri di depan Istana Negara mengundang simpati khalayak luas dan menumbuhkan solidaritas yang dapat kian membesar.

TERKAIT:

Tidak ada komentar: